PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE MELALUI DIVERSI TERHADAP PERKARA PENCURIAN OLEH ANAK PADA TAHAP PRAPENUNTUTAN Di KEJAKSAAN NEGERI SUNGAI PENUH

KGS SYAKRONI, KGS SYAKRONI (2018) PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE MELALUI DIVERSI TERHADAP PERKARA PENCURIAN OLEH ANAK PADA TAHAP PRAPENUNTUTAN Di KEJAKSAAN NEGERI SUNGAI PENUH. Tesis thesis, Universitas Batanghari.

[img] Text
KGS Syakroni B.16031048 Mh.pdf

Download (626kB)

Abstract

ABSTRAK Salah satu wujud restorative justice melalui diversi yang dipandang sebagai suatu pola penyelesaian perkara pidana yang berakar dari budaya masyarakat tradisional. Diversi dirasa mampu menjadi alternatif penyelesaian sengketa perkara pidana khususnya tindak pidana pencurian oleh anak. Adanya fenomena penumpukan perkara di pengadilan negeri, seyogyanya dapat diselesaikan melalui diversi pada setiap tahapan, mulai dari penyelidikan; penyidikan maupun pada tingkat penuntutan terhadap perkara yang sudah di limpahkan oleh kepolisian kepada kejaksaan tanpa harus melanjutkan proses berperkara ke tingkat pengadilan. Tentu saja ide pendekatan restorative justice melalui diversi tersebut tidak dapat diterapkan pada semua bentuk perkara pencurian. Hanya perkara pencurian oleh anak yang bersifat ringan saja yang dilakukan oleh anak seperti yang terdapat dalam Pasal 364 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelesaian perkara pencurian oleh anak dengan melakukan pendekatan restorative justice melalui diversi pada tahap prapenuntutan di Kejaksaan Negeri Sungai Penuh, untuk mengetahui kendala dalam penyelesaian perkara pencurian kulit manis yang dilakukan oleh anak pada tahap prapenuntutan, dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan restorative justice melalui diversi dalam perkara pencurian yang dilakukan oleh anak di wilayah hukum Kejaksaan Negeri Sungai Penuh telah dilaksanakan pada tahap prapenuntutan, akan tetapi dalam pelaksanaan masih ditemukan kendala-kendala yang dihadapi. Kendala utama yang dihadapi adalah tidak adanya kesepakatan dari pihak korban dan pelaku, dimana korban menuntut ganti kerugian melebihi dari kerugian yang dideritanya. Persetujuan dari pihak korban merupakan faktor utama yang dapat membuat diversi itu berhasil dan apabila permintaan pihak korban tidak dapat dipenuhi oleh pelaku pencurian maka diversi akan gagal dan dilanjutkan ke proses peradilan. Kata kunci : restorative justice, diversi, pencurian oleh anak

Item Type: Thesis (Tesis)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Hukum > Magister Hukum
Depositing User: Mr Admin Repo
Date Deposited: 02 Oct 2021 04:44
Last Modified: 02 Oct 2021 04:44
URI: http://repository.unbari.ac.id/id/eprint/529

Actions (login required)

View Item View Item